Meski kepala dan bibir dingin ini dengan berani mengatakan, waktunya sudah tiba tuk berpisah dan saling melupakan.
Ternyata tetap tak mudah bagi hati yang terlanjur penuh goresan ini untuk bergerak melakukan.
Kepala : “kenapa sich hati .. kamu koq tidak mau menurut pada suara di kepalaku!?”
Hati : “karena hati adalah hati .. takdirku adalah bergerak tanpa perlu mendengar perintah dari kepala!”
Kepala : “Dasar keras hati menyebalkan!”
Hati : “Dasar kepala sok tahu!”
Ada sementara orang, yang berkeras melupakan, agar dapat melanjutkan kehidupan.
Sedangkan sebagian lainnya, memilih berpegang pada kenangan, agar dapat bertahan.
Ini hanya masalah pilihan..
Ketika matahari fajar dan senja berputar berkejaran tanpa henti.
Ketika angin yang membawa panas dan awan yang membawa hujan hadir silih berganti.
Pertemuan dan perpisahan hanyalah bagian kecil dari drama kehidupan yang pasti kita jalani.
Memilih untuk melupakan saat-saat bertemu, agar tak terluka ketika hidup menyeretnya pergi.
Atau mengingat kebahagiaan perjumpaan, agar tangan dapat melambai ikhlas ketika perpisahan tak dapat dihindari.
Sekali lagi, ini hanya masalah pilihan..
Aku, kamu …
Telah memberi makna pada pertemuan kita.
Sudahkan hatimu memilih menuruti perintah di kepalamu untuk melupakanku?
Selasa, 04 Mei 2010
Hanya Masalah Pilihan
Posted by putu suwarnata at 07.34
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 comments:
Posting Komentar